GTA777 – Beberapa bulan lalu, aku sempat nyobain beberapa smartphone Motorola. Secara tampilan, sih, oke banget—malah ada yang keliatan beda. Tapi kadang, desainnya kayak mirip-mirip Samsung yang males inovasi. Di sisi lain, ya, Samsung juga nggak jauh lebih baik, jadi ya semacam hiburan pahit gitu.
Bisa dibilang, Motorola sebenarnya punya beberapa ponsel premium dengan harga yang menarik dan spesifikasi bersaing. Tapi sayangnya, nggak bisa dipungkiri kalau brand ini lagi nggak dalam kondisi terbaik, terutama dari sudut pandang pengguna yang baru aja ngeluarin uang buat beli smartphone Moto.
Berikut ini beberapa masalah utama yang sering dikeluhkan pengguna loyal Motorola. Tapi di balik itu semua, mungkin ini bisa jadi peluang buat Motorola bangkit di tahun 2025.
1. Bloatware yang Bikin Kesal
Masalah bloatware di smartphone Android udah bukan cerita baru, tapi Motorola kayaknya malah semakin parah. Padahal, daya tarik utama Motorola adalah pengalaman Android yang mirip stock Pixel. Sayangnya, itu cuma tampak luarnya aja.
Di balik layar, ada banyak laporan di Reddit, X (dulu Twitter), dan forum pengguna tentang aplikasi bloatware yang otomatis keinstal tanpa izin. Salah satu pelakunya adalah aplikasi MotoApps, yang sering jadi bahan keluhan.
Yang bikin makin nyebelin, beberapa update perangkat lunak malah nginstal aplikasi iklan kayak game puzzle murahan tanpa konfirmasi. Bahkan, ada aplikasi seperti Taboola yang muncul di layar kunci, minta data “minat” supaya bisa ngasih iklan yang relevan.
Solusinya? Beberapa pengguna coba nonaktifkan MotoApps atau pakai perintah ADB buat hapus aplikasi. Tapi itu ribet banget, dan kalau salah langkah, bisa bikin ponsel jadi error.
Pertanyaannya: kenapa pengguna mesti repot dengan masalah kayak gini?
2. Masalah Konektivitas 5G yang Berlarut-larut
Ponsel itu fungsi utamanya buat nelpon dan kirim pesan, kan? Tapi gimana kalau jaringan sering putus? Nah, itu masalah yang dialami pengguna Motorola selama bertahun-tahun.
Ada banyak keluhan tentang koneksi 5G yang nggak stabil, bahkan sejak empat tahun lalu. Anehnya, masalah ini jarang banget dibahas media, tapi di forum-forum dan media sosial, keluhannya bejibun.
Beberapa pengguna bilang masalahnya muncul setelah update software tertentu. Ada juga yang curiga ini karena kualitas antena perangkat keras yang kurang bagus. Bahkan, beberapa operator kayak Verizon juga udah ngasih tahu pengguna kalau ponsel Motorola dikenal punya masalah antena.
Solusi? Pengguna disarankan reset jaringan, hidup-matiin mode pesawat, atau bahkan turunin preferensi jaringan ke 3G. Tapi itu semua cuma solusi sementara.
3. Seri Moto G yang Kehilangan Pesonanya
Dulu, Moto G adalah raja Android budget. Saat pertama kali diluncurkan di 2013, ponsel ini sukses besar karena harga terjangkau dan spesifikasi yang solid. Tapi sekarang? Seri Moto G justru jadi bahan kritik.
Moto G Power 5G 2024 cuma dapet skor review 5/10, sedangkan Moto G 5G 2024 lebih parah lagi dengan 4/10. Padahal, beberapa model kayak Motorola G85 punya desain hardware yang keren banget buat harganya.
Baca: Dell G15: Laptop Gaming Budget Terbaik Lagi Diskon, Bro!
Yang perlu dilakukan Motorola adalah fokus mempertahankan kualitas desain dan performa di segmen ini, sambil mengatasi masalah seperti garis hijau di layar, kamera, dan performa yang nggak konsisten.
Motorola, Dengarkan Pengguna!
Sebagai brand yang punya pengalaman panjang dan dukungan Lenovo, Motorola sebenarnya punya potensi besar buat bangkit. Tapi, mereka harus lebih peka sama feedback pengguna dan serius memperbaiki masalah-masalah yang ada. Kalau nggak, saingan dari brand lain bakal terus ngambil alih pasar.
Jadi, mari berharap 2025 jadi tahun kebangkitan Motorola. Apakah mereka bisa membuktikan diri? Kita tunggu aja!