0

Mencoba Tinggal Tanpa Smartphone Selama Seminggu dan Hanya Smartwatch

GTA777 – Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk menguji sesuatu yang cukup radikal: meninggalkan smartphone saya selama seminggu penuh dan hanya mengandalkan smartwatch. Keputusan ini muncul setelah saya merasa tertekan dengan betapa banyaknya waktu yang saya habiskan di layar ponsel. Smartphone saya, yang awalnya hanya alat komunikasi, kini telah berubah menjadi mesin pengalihan perhatian yang begitu besar. Saya merasa perlu untuk “mengambil jeda” dari perangkat kecil ini dan melihat apakah saya bisa hidup dengan hanya mengandalkan smartwatch.

Persiapan Uji Coba

Pada awalnya, saya pikir mungkin saya akan membeli smartwatch yang mendukung LTE dan sepenuhnya meninggalkan smartphone. Tapi, karena saya sudah memiliki iPhone dan smartwatch, saya memilih untuk hanya membatasi diri. Aturan yang saya buat adalah, saya tidak akan mengeluarkan ponsel saya kecuali benar-benar diperlukan. Saya menaruh ponsel di tempat yang jauh, seperti di dock pengisi daya atau meja yang agak jauh. Sementara itu, smartwatch saya tetap terhubung dengan iPhone melalui Bluetooth.

Saya juga menyesuaikan pengaturan notifikasi di Apple Watch agar tidak terganggu oleh pemberitahuan yang tidak penting. Misalnya, saya menonaktifkan pemberitahuan dari ESPN karena saya tidak begitu peduli siapa yang memenangkan pertandingan NFC. Setelah menyiapkan semuanya, saya memutuskan untuk mulai menjalani tantangan ini. Tapi, tak lama setelah itu, saya langsung mencari di Google “Cara mengaktifkan Siri di Apple Watch.” Ternyata, kebiasaan lama memang sulit dihilangkan!

Satu Minggu Tanpa Smartphone

Singkatnya, satu minggu tanpa smartphone ternyata lebih menyegarkan dari yang saya bayangkan. Waktu saya di depan layar jauh berkurang, konsumsi buku saya meningkat pesat, dan saya lebih banyak berbicara dengan Siri. Saya juga merasa lebih mudah untuk menikmati waktu pribadi saya tanpa rasa bersalah karena tidak langsung membalas pesan grup. Ponsel saya pun lebih jarang ada di tangan, sesuatu yang saya coba hindari agar tidak terlalu terikat dengan perangkat.

Tanpa smartphone, saya bisa lebih fokus pada hal-hal lain yang biasanya terabaikan. Saya juga merasa lebih banyak waktu untuk mengembangkan hobi, bahkan mencoba belajar merajut. Tentu saja, saya juga masih sering memeriksa cuaca, hanya karena saya sudah terbiasa melakukannya, meskipun itu agak kurang produktif. Yang menarik, saya lebih sering menggunakan AirPods untuk mendengarkan audiobook, beralih dari aplikasi Kindle di ponsel.

Lebih jauh lagi, menurut data pelacakan tidur dari Apple, saya bahkan mendapatkan sekitar satu jam lebih banyak tidur setiap malamnya. Sepertinya, kurangnya cahaya biru dari ponsel sebelum tidur benar-benar membantu saya tidur lebih nyenyak. Ternyata, rasa bosan itu bisa jadi obat tidur yang cukup efektif!

Apa yang Saya Dapatkan

  • Hubungan yang lebih baik dengan Siri: Seiring berjalannya waktu, saya menjadi lebih nyaman berbicara dengan Siri, meskipun tetap ada batasan.
  • Menghapus aplikasi yang menyita waktu: Seperti Instagram, yang saya hapus setelah menyadari betapa banyak waktu yang terbuang untuk menggulir feed.
  • Jarak dari komunikasi yang terus-menerus: Saya bisa menikmati waktu lebih tenang tanpa terganggu oleh notifikasi terus-menerus.
  • Rutinitas tidur yang lebih sehat: Tanpa ponsel di tangan, saya mulai tidur lebih awal dan tidur lebih nyenyak.
  • Kesejahteraan mental: Saya merasa lebih tenang dan lebih fokus pada hal-hal yang penting.

Apa yang Saya Rindukan

  • Peta: Ini adalah hal pertama yang saya rasakan kurang. Saya merasa kesulitan tanpa akses cepat ke peta untuk mencari arah.
  • Akses cepat ke internet: Kadang saya membutuhkan jawaban cepat untuk pertanyaan yang muncul, seperti cuaca atau informasi mendadak lainnya.
  • Kindle on-the-go: Tanpa ponsel, saya kehilangan kemudahan untuk membaca buku kapan saja dan di mana saja.
  • Privasi tanpa headphone: Terkadang, saya merasa sedikit tidak nyaman mendengarkan percakapan atau musik tanpa headphone.
  • Akses cepat ke kamera: Tanpa ponsel, saya tidak bisa dengan mudah mengambil foto saat dibutuhkan.

Kendala yang Saya Temui

Meskipun smartwatch menawarkan kenyamanan, ada beberapa kendala yang saya hadapi selama seminggu ini. Salah satunya adalah baterai. Setelah penggunaan yang cukup intens, smartwatch saya harus diisi lebih sering daripada biasanya dan bahkan mati beberapa kali di waktu yang tidak nyaman. Sementara beberapa smartwatch menawarkan daya tahan baterai yang lebih baik, hal itu seringkali mengorbankan aplikasi, fitur, atau kualitas tampilan.

Selain itu, meskipun smartwatch semakin canggih, masih ada keterbatasan dalam ukuran layar dan interaksi. Mengetik nomor kontak atau menggulir menu terasa lebih sulit dibandingkan dengan menggunakan ponsel. Aplikasi di smartwatch juga seringkali lebih terbatas dan tidak se-komprehensif aplikasi di smartphone.

Smartwatch Sebagai Teman Sampingan

Meskipun saya berhasil menjalani minggu tanpa smartphone, saya sadar bahwa smartwatch masih belum bisa menggantikan ponsel sepenuhnya. Meskipun ada beberapa model smartwatch yang mendukung LTE, dengan layar yang lebih besar dan kemampuan yang lebih lengkap, mereka tetap memiliki keterbatasan yang membuat mereka lebih cocok sebagai perangkat pendamping daripada pengganti utama ponsel.

Baca: Google Berencana Mengingatkan Pengguna Pixel Aktifkan Wi-Fi Calling

Saya belajar banyak dari pengalaman ini. Smartwatch bisa menjadi cara yang luar biasa untuk mempermudah hidup, memberikan akses cepat ke komunikasi, memantau kesehatan, dan tentu saja sebagai jam tangan. Namun, untuk penggunaan yang lebih kompleks dan membutuhkan tampilan lebih besar, ponsel masih unggul. Dengan segala keterbatasannya, smartwatch masih menawarkan banyak manfaat dan bisa menjadi alternatif yang baik ketika saya butuh sedikit jarak dari dunia yang selalu terhubung.